Banyak sekali yg terbuai dengan kedahsyatan Mustika Mirah Delima (MD). Ada pula yg malah jadi korbanya. Batu yang banyak terdapat di Bali tersebut konon memiliki kekuatan ghaib. Diantaranya kebal terhadap senjata api dan rambut tidak akan mempan cukur. Selain bisa menaikan status sosial pemiliknya tentunya, karena barang ini langka. Baiknya hati – hati karena, meski anda sanggup membelinya, tapi anda belum tentu cocok dengan MD ini. Berikut Ulasanya:
BENTUK
Pengamat militer dan Tosan Aji MT Arifin, terdapat beberapa bentuk MD.
Kelereng konon memiliki kekuatan ghaib untuk keamanan dan kesehatan pemiliknya atau orang lain yang menggunakanya.
Bundar agak oval, model ini cocok buat urusan perdagangan atau manajemen.
Oval, cocok buat berbisnis.
Namun tidak semua orang dapat merawat batu yang bisa dijadikan khodam ini. Disamping itu harganya bisa mencapai milyaran. Itupun belum tentu asli.
Menurut Soelung Loedhaya, spritualis asal Bali.
Warna merah, ster putih 6, tanpa gelembung, mengkristal. Memiliki kekerasan 9. dan warnanya bisa bias sampai 21 gelas.
Ada dua bentuk, yaitu mirah delima batu aji dan mirah delima mustika. Kebanyakan yang diburu kolektor adalah yang mustika. Biasanya yang namanya mustika, itu berasal dari alam halus. Karena susah dicari, maka benda itu dipalsukan dengan diberi fosfor. Agar menyala didalam air.
Menurut RM Wisnu Agung Putra Diponegoro, MD itu di bagi 2.
MD yg terbuat dari Batu Kali. Di pasaran orang menyebut dengan Batu Merah Rubbi.
MD Asli. Artinya benar-benar memiliki kekuatan Ghaib.
Menurut Gus Simon, Spiritualis asal Surabaya.
MD bentuknya kecil, tidak besar-besar seukuran biji merah delima.
MD bisa memendarkan cahaya merah dengan radius sangat luas. Bisa memendarkan sampai empatpuluh gelas.
Kegunaannya pun multifungsi. Tetapi yg utama adalah untuk kharisma, kewibawaan, dan penarik rejeki. Sedang untuk efek kekebalan, hampir semua batu mustika bisa memberikan efek kekebalan, bila sebelumnya di asma’ dahulu. Jadi kalau ada orang yang menawarkan Batu MD dghanya menawarkan kekebalan saja itu berarti palsu.
CIRI- CIRI MD ASLI
Bentuknya kecil seukuran biji delima. Tidak besar. Kalau besar, dapat dipastikan palsu.
Warna merah tanpa gelembung dan mengkristal.
Taruh MD dalam segelas air. Rendam dalam segelas air. Jika bias menembus 7 gelas sampai 21 gelas dan tidak hilang dalam waktu satu bulan. Berarti asli. Sebab bisa saja penjual menggunakan fosfor. Jika direndam lama pasti kandunganya akan lemah.
Tembak rendaman gelas dg peluru. Jika gelas itu tdk pecah. Berarti asli. Bila menggunakan silet, perhatikan dua sisinya, sebab bisa saja satu bagian tumpul, satu bagian tajam.
ASAL USUL
MD adalah penjelmaan jin. Karena selain penangganan yg khusus, wadahnya pun harus khusus yg wujudnya mirip kepompong. Karena tanpa wadah itu, MD akan menghilang dg sendirinya. Kata MT Arifin.
Menurut Soelung Loedhaya, spritualis asal Bali.
MD bukan batu dari alam ghaib, tetapi batu yang mempunyai kekutan ghaib.
Menurut RM Wisnu Agung Putra Diponegoro
MD ini berasal dari buah delima berwarna merah. Tetapi buah ini sangat sulit didapati. Tidak semua biji delima merah bisa dijadikan MD, yg bisa memiliki kekuatan ghaib. Karenanya untuk bisa mendapatkanya harus memilh.
MD asli ini hanya dimiliki oleh raja-raja jaman dahulu. Seperti Prabu air Langga, Gajahmada, dan Joko Tingkir. “Jadi kalau sekarang masih ada yang mengaku punya MD, berarti itu adalah batu mirah rubbi yg dikatakan MD”, Jelasnya.
Menurut Gus Simon, spiritualis asal Surabaya.
MD Berasal dari legenda Nabi Sulaiman, As. Yg mendapatkan batu langsung dari Allah SWT. Dan beliau berikan kepada seorang istri yang sangat di cintainya, Ratu Balqis. Namun karena tidak cocok, kemudian batu itu menghilang ketika beliau berlayar. Dari situlah banyak orang mencarinya. Sebab dipercaya dapat meningkatkan kewibawaan. Cara mendapatkanya pun tidak dengan jual beli. Tetapi Hibah.
Berasal dari pertambangan Mogok – Myanmar.
Tak jelas kapan tambang mogok ini ditemukan. Demikian tentang juga dengan Merah delima atau Batu Ruby. Tak banyak yang tahu. Namun berdasar legenda masyarakat setempat, penemuan batu mulia ini telah ada sejak jaman Budha berjalan di atas bumi.
Dikisahkan: dahulu Kawasan Mogok adalah kawasan hutan belantara dan dihuni oleh burung-burung liar. Ketika itu, seekor burung elang terbesar yang pernah hidup di bumi, tengah berburu makan. Setelah mendapatkan buruanya, daging langsung di cabik-cabik oleh kuku-kuku tajam elang. Bersamaan itu tercabik pula sebuah batu keramat besar yang berada di puncak bukit. Tak sadar, batu itu bercampur dengan darah dan bercampur daging dan ikut termakan. Karena tdk bisa menelan, batu itu dibuang bersama darah segar yang masih menyelimutinya. Itulah batu merah delima atau batu rubi pertama kali muncul di dunia.
Sejak itu, masyarakat Myanmar percaya, bahwa batu merah delima itu bisa ditemukan di sarang-sarang elang. Hal ini didasari oleh fakta bahwa, burung elang memang punya kebiasaan makan daging yang masih berdarah. Konon juga, sebenarnya batu itu adalah bukan batu, tapi benar-benar darah yang telah membatu. Itu sebabnya banyak orang percaya, bila batu ini dimasukan kedalam air, air itu akan berwarna merah.
Tapi seiring dengan berjalanya waktu, manusia tdk mungkin mengintip satu persatu sarang elang. Mereka sadar, bahwa batu itu adalah bongkahan yang terselimuti tanah dan lumpur. Eksplorasi besar besaran baru dilakukan pada abad ke-6 Masehi. Saat itu berhasil menemukan bongkahan batu merah delima atau batu ruby yang diyakini terbesar di dunia. Beratnya mencapai 32Kg.
Abad ke-15 dengan rakusnya bangsa barat menguasai desa Mogok, dengan (memanfaatkan kelemahan raja Burma. Meski telah mati-matian mencari, hingga sekarang belum pernah menemukan batu yang demikian besar untuk dibanggakan. Tak mengherankan bila batu ini mempunyai nilai jual yang selangit, karena tdk tersedia dlm jumlah besar dan sangat sulit mencarinya. Atau bahkan tidak ada sama sekali.
Jadi kalau ada yang mengaku punya MD asli, dan menawarkan harga yang “Wah”, harap hati-hati karena walau anda sanggup membeli, tapi belum tentu MD itu cocok dengan anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar